Bahasa Indonesia
English
You are here
Seleksi Program UNY Mengajar 2025 Berlangsung Ketat: Peserta Ikuti Wawancara dan Praktek Mengajar
Primary tabs

Seleksi Program UNY Mengajar 2025 Berlangsung Ketat: Peserta Ikuti Wawancara dan Praktek Mengajar
Yogyakarta, 24-25 November 2025 — Universitas Negeri Yogyakarta melalui Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) resmi menggelar kegiatan seleksi Program UNY Mengajar yang bekerja sama dengan Yayasan Tunas Lestari Sejahtera Kalimantan Barat. Seleksi berlangsung selama dua hari, 24-25 November 2025, diikuti oleh empat puluh satu mahasiswa angkatan 2023 yang telah memenuhi persyaratan administrasi.
Kegiatan ini menjadi pintu awal bagi mahasiswa PGSD yang ingin terjun langsung mengajar di sekolah-sekolah binaan di Kalimantan Barat. Program tersebut menawarkan berbagai fasilitas, mulai dari tiket perjalanan, tempat tinggal, uang saku, sertifikat, asuransi Kesehatan, hingga konversi SKS KKN dan PK.
Seleksi Dibuka dengan Tahap Wawancara
Tahap pertama seleksi adalah wawancara, yang dilakukan oleh dosen PGSD dan perwakilan Yayasan Tunas Lestari Sejahtera. Proses ini bertujuan menggali motivasi, kemampuan komunikasi, kesiapan mental, serta pemahaman calon peserta terkait dunia pendidikan dasar.
Salah satu pewawancara, Claudius Hendra Agatama menyampaikan bahwa wawancara ini bukan hanya untuk menilai kemampuan berbicara peserta, tetapi juga kesungguhan mereka untuk mengabdi.
“Kami mencari mahasiswa yang tidak hanya pintar, tetapi juga memiliki empati, komitmen, dan kesiapan menghadapi tantangan di lapangan. Mengajar di daerah binaan membutuhkan ketangguhan dan jiwa pelayanan,” ungkapnya.
Salah satu peserta, mengaku antusias mengikuti seleksi ini.
“Saya ingin merasakan pengalaman mengajar langsung di daerah, sekaligus belajar bagaimana menghadapi berbagai karakter siswa. Program ini kesempatan emas,” ujarnya setelah sesi wawancara.
Praktek Mengajar: Penilaian Kompetensi Nyata
Tahap kedua seleksi adalah praktek mengajar (microteaching). Pada tahap ini, setiap peserta diminta menyampaikan materi pelajaran selama 15 menit sesuai jenjang sekolah dasar. Penilaian mencakup penguasaan materi, metode pembelajaran, kemampuan interaksi, serta kreativitas dalam menyampaikan pelajaran.
Ruang kelas yang digunakan dipenuhi suasana semangat. Peserta tampak membawa media pembelajaran kreatif seperti kartu bergambar, papan kecil, hingga alat peraga numerasi sederhana.
Ketua Departemen, Dr. Fery Muhamad Firdaus, M.Pd. menuturkan bahwa praktek mengajar adalah aspek paling penting karena langsung menunjukkan kesiapan pedagogis peserta.
“Pembelajaran di sekolah dasar menuntut guru untuk aktif, kreatif, dan adaptif. Melalui microteaching, kami bisa melihat bagaimana calon peserta merancang dan melaksanakan pembelajaran yang menarik bagi siswa,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu peserta, merasa tantangan terbesar adalah mengelola waktu dan menyampaikan materi secara efektif.
“Waktunya singkat, jadi harus fokus dan interaktif. Tapi saya senang karena mendapat banyak masukan dari dosen penguji,” katanya.
Copyright © 2025,